Apa itu Playing Victim? dan Cara Menghadapi Orang yang Playing Victim!!!
Apa itu playing victim? Victim mentality atau playing victim adalah kondisi ketika seseorang melemparkan kesalahan yang telah diperbuatnya ke orang lain untuk bertanggung jawab. Tidak berhenti sampai di situ, pelaku bahkan memosisikan diri sebagai korban karena merasa tidak mendapatkan keadilan. Lantas, faktor apa saja yang jadi pemicunya?
Penyebab orang melakukan playing victim
Ada berbagai macam faktor yang menjadi pemicu seseorang sengaja melakukan playing victim. Tindakan ini dapat saja dilakukan untuk meraih tujuan tertentu hingga muncul sebagai dampak dari trauma di masa lalu.
Sejumlah faktor yang menjadi penyebab playing victim adalah sebagai berikut:
1. Trauma di masa lalu
Peristiwa masa lalu yang menyisakan trauma bisa menyebabkan munculnya perilaku playing victim. Meskipun begitu, tidak semua orang yang mengalami trauma akan mengembangkan perilaku ini. Rasa sakit atas masalah secara emosional dapat membuat orang menjadi tidak berdaya dan memilih untuk menyerah dengan keadaan.
2. Pernah menjadi korban pengkhianatan
Victim mentality bisa saja muncul saat Anda menjadi korban pengkhianatan, terlebih apabila dilakukan secara berulang. Kondisi tersebut dapat membuat diri Anda merasa seperti korban serta kehilangan rasa percaya kepada orang lain. Untuk mengusut perilaku tersebut, Anda perlu mencari tahu riwayat orang yang bermain sebagai korban tersebut.
3. Ketergantungan
Perilaku playing victim bisa berkembang saat Anda mengalami ketergantungan dalam suatu hubungan. Orang yang ketergantungan umumnya rela mengorbankan tujuan mereka untuk pasangan. Kondisi ini dapat memicu perasaan kesal dan frustasi karena merasa tak pernah mendapat apa yang dibutuhkan, tanpa mengakui bahwa diri sendiri ikut andil peran di dalam situasi tersebut.
4. Bentuk manipulasi
Beberapa orang sengaja melakukan playing victim untuk memanipulasi orang lain. Tujuannya sendiri beragam, seperti membuat orang lain merasa bersalah, menarik simpati, atau hal lain seperti apa yang diinginkan. Selain itu, mereka juga bermaksud untuk menghindar dari tanggung jawab.
5. Mencari keuntungan dengan menjadi korban
Victim mentality bisa saja muncul saat Anda merasa nyaman dengan keuntungan yang didapat dengan menjadi korban. Beberapa keuntungan yang mungkin bisa diperoleh dari memosisikan diri sebagai korban antara lain:
- Bisa memainkan drama
- Dapat terhindar dari kemarahan
- Orang lain merasa terdorong untuk memberi bantuan
- Tidak perlu bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan
Ciri playing victim
Orang-orang yang gemar melakukan playing victim dalam hubungan, baik personal maupun profesional, umumnya mempunyai pola perilaku sama. Inti dari tindakan yang dilakukan adalah memosisikan diri sebagai korban demi mendapatkan tujuan tertentu. Berikut ini beberapa tindakan yang bisa menjadi pertanda seseorang memiliki victim mentality:
- Lebih fokus kepada masalah ketimbang solusi
- Bersikap pesimis dalam memecahkan masalah
- Bersikap argumentatif untuk melawan rasa frustrasi yang dirasakan
- Menganggap kritik yang positif sebagai bentuk penindasan atau pelecehan
- Menyalahkan orang lain ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik
- Berasumsi bahwa orang lain lebih mudah mencapai kesuksesan dibanding dirinya
- Meyakini diri sebagai target kesalahan ketika hal buruk terjadi, padahal kenyataannya tidak
Cara menghadapi orang yang playing victim
Berhadapan dengan orang yang sedang melakukan playing victim dapat menjadi tantangan tersendiri. Meskipun pelaku gemar menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri, beberapa dari mereka mungkin melakukan tindakan itu karena tengah menghadapi peristiwa hidup yang sulit atau menyakitkan.
Sejumlah tips yang dapat Anda terapkan untuk menghadapi orang dengan victim mentality, di antaranya:
1. Hindari labeling
Ketika menghadapi pelaku playing victim, hindari melakukan labeling dengan mengatakan bahwa mereka bertindak seperti korban. Sebaliknya, utarakan tindakan-tindakan yang dilakukan pelaku, misalnya mengeluh, mengalihkan kesalahan, dan tidak menjalankan tugas sesuai arahan, supaya ia mengetahui penyebab serta dapat mencari solusinya.
2. Terapkan batasan
Jika Anda tidak ingin menjadi korban playing victim, terapkan batasan dengan pelaku. Meskipun begitu, Anda tidak perlu memutus komunikasi dengannya. Anda tetap dapat saling berkomunikasi, namun di saat-saat penting saja.
3. Cari tahu alasan mereka melakukannya
Pada beberapa kasus, victim mentality dapat saja muncul ketika seseorang mengalami kondisi-kondisi seperti keputusasaan, kurang percaya diri, rendah diri, hingga berjuang mengatasi depresi. Setelah mengetahui alasannya, Anda bisa menawarkan dukungan atau bantuan ke pelaku untuk menghilangkan perilaku buruk tersebut.